Mengapa Wardah Berhasil Menyentuh Hati Konsumen Indonesia

Mengapa Wardah Berhasil Menyentuh Hati Konsumen Indonesia

Dalam dunia kecantikan, visual kampanye bukan sekadar alat promosi. Ia adalah cerminan nilai yang dipercayai oleh konsumen. Wardah tampaknya sangat memahami ini. Bandingkan saja materi promosi mereka dengan beberapa brand global yang masih kerap menampilkan visual hiper-glamor atau bahkan menjurus sensual. Wardah memilih arah yang berbeda.


Oleh Mia Fatimah (Project Manager)


Wajah-wajah dalam kampanye Wardah cenderung merepresentasikan perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang. Tidak ada pencahayaan berlebihan, ekspresi dibuat natural, busana sopan, dan riasan tidak mencolok. Iklannya jarang menampilkan perempuan dalam posisi pasif atau objektifikasi tubuh (salah satunya dalam kampanye #BeautyMovesYou). Ini penting karena masyarakat Indonesia masih menjunjung tinggi nilai kesopanan dan kesederhanaan, terutama dalam konteks perempuan.

Visual semacam ini menciptakan kedekatan. Konsumen tidak merasa "diajari" tentang cantik versi barat, melainkan diajak melihat cantik bisa datang dari versi dirinya sendiri. Ini membuat kampanye Wardah terasa membumi dan relatable, dua hal yang krusial dalam pasar yang sangat dipengaruhi norma sosial seperti Indonesia.




Produk yang Menjawab Kebutuhan dan Budaya Lokal

Salah satu kekuatan Wardah adalah kemampuannya mengembangkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perempuan Indonesia, baik dari sisi iklim, jenis kulit, hingga preferensi nilai. Produk-produk Wardah umumnya memiliki formula ringan, cocok untuk iklim tropis yang lembap dan panas. Selain itu, mereka konsisten menyertakan label halal, sebuah aspek yang menjadi pertimbangan penting dalam keputusan pembelian sebagian besar konsumen di Indonesia (Jakpat, 2023).


pertimbangan-utama-konsumen-saat-beli-skincare-halal-nomor-1.png

Contoh, Wardah merilis foundation dan cushion yang tidak cuma tahan lama, tapi juga terasa ringan dan tidak mudah luntur saat berkeringat. Rangkaian skincare-nya dibuat dengan mempertimbangkan sensitivitas kulit Asia Tenggara, sehingga fokus pada kelembapan dan perlindungan dari paparan sinar matahari. Narasi tentang perawatan yang lembut, aman, dan halal ini terasa sangat nyambung dengan gaya hidup perempuan Indonesia sehari-hari.

Yang menarik, Wardah menghindari klaim bombastis dalam komunikasi produknya. Mereka lebih fokus pada bahasa yang jujur dan mudah dipahami, seperti "ringan dipakai" atau "tanpa membuat kulit kering". Hal ini menciptakan persepsi produk Wardah tidak hanya efektif, tetapi juga memahami realitas penggunaannya dalam konteks lokal.


Desain tanpa judul.png Gambar 1. Dok. Wardah




Aktivasi Komunitas: Menyentuh Kehidupan Nyata Konsumen

Lebih dari sekadar visual kampanye, Wardah juga aktif membangun kedekatan dengan konsumennya lewat kehadiran langsung di komunitas-komunitas lokal. Salah satunya adalah partisipasi mereka dalam pengajian, majelis taklim, dan forum perempuan di berbagai kota. Aktivasi ini tidak hanya memperluas jangkauan, tetapi juga memperkuat keterikatan emosional dengan konsumen yang merasa brand ini benar-benar hadir dan relevan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dengan hadir di ruang-ruang yang bermakna bagi konsumen, Wardah memperkuat persepsi bahwa mereka bukan hanya menjual produk, tapi juga membangun nilai. Brand ini tidak mengambil pendekatan transaksional semata, melainkan membangun koneksi yang berbasis pada kepercayaan, kebersamaan, dan nilai spiritual yang akrab bagi masyarakat Indonesia.

Kegiatan seperti edukasi kecantikan berbasis nilai spiritual, pelatihan wirausaha untuk perempuan, dan pemberdayaan komunitas melalui kolaborasi lokal menjadi bentuk nyata bahwa Wardah melihat konsumennya sebagai mitra dalam pertumbuhan sosial, bukan hanya sebagai target pasar.

Desain tanpa judul (1).png Gambar 2. Dok. Wardah




Relevansi sebagai Kunci Keterikatan

Di balik strategi visual, aktivasi komunitas, dan pemilihan figur publik yang tepat, ada insight mendalam tentang konsumen Indonesia: kepercayaan dibangun lewat relevansi. Dalam konteks budaya yang menjunjung tinggi norma sosial, kesopanan, dan kekeluargaan, pendekatan Wardah terasa selaras. Konsumen lokal tidak hanya ingin terlihat cantik, tapi ingin merasa diterima, dimengerti, dan dihargai melalui nilai yang mereka anut.

Wardah secara konsisten membangun ekosistem brand yang selaras dengan identitas kolektif konsumennya. Dalam dunia yang semakin terbuka, konsumen Indonesia tetap mencari produk yang mampu menyeimbangkan modernitas dengan nilai-nilai lokal. Wardah hadir sebagai jawaban atas kebutuhan itu.

Lebih dari itu, relevansi Wardah juga tercermin dari inovasi produknya yang tetap mengikuti perkembangan tren, seperti peluncuran cushion, serum, atau skincare dengan teknologi terkini namun tetap dengan narasi yang dekat, seperti halal, aman, dan cocok untuk kulit perempuan Indonesia.

ChatGPT Image Jun 15, 2025, 01_20_56 AM.png




Mengapa Ini Penting bagi Brand?

Bagi brand kosmetik yang ingin masuk ke pasar Indonesia, studi kasus Wardah memberikan pelajaran penting: memahami konsumen lokal tidak bisa dilakukan hanya dengan template. Dibutuhkan kepekaan terhadap nilai, budaya, dan narasi sosial yang hidup di tengah masyarakat. Tanpa itu, komunikasi marketing berisiko terasa asing dan kehilangan daya resonansi.

Inilah pentingnya bekerja sama dengan perusahaan riset pasar lokal. Insight bukan hanya tentang angka, tapi tentang membaca makna di balik perilaku konsumen. Riset yang kontekstual, berbasis budaya, dan mengakar pada keseharian konsumen adalah kunci menciptakan strategi yang benar-benar relevan.

Jika Anda adalah brand atau organisasi yang ingin menjangkau konsumen Indonesia dengan lebih mendalam dan bermakna, berkolaborasi dengan riset pasar lokal bisa menjadi langkah awal yang strategis.

Email: marketing@proximaresearch.co.id

Contact: +6282299988600

Editor: Hendy Adhitya